Ppdb online DKI Jakarta tahun 2020 menuai kontroversi akibat
kebijakan baru mengenai pembatasan usia bagi calon peserta didik baru yang akan
memasuki jenjang SMA. Dinas pendidikan DKI Jakarta menetapkan batas usia
maksimum bagi CPDB yaitu 21 tahun. Tidak sampai disitu jalur masuk bagi CPDB
juga mengalami banyak perubahan baik itu pertambahan maupun pengurangan.
Berikut ini adalah rincian tanggal dan bulan pada setiap jalur masuk CPDB untuk
SMP di DKI Jakarta :
1. Jalur
Inklusi : 15 - 16 Juni 2020
2. Jalur
Perpindahan Orang Tua dan Anak Guru : 15 Juni - 3 Juli 2020
3. Jalur
Prestasi Non Akademik : 15 - 16 Juni 2020
4. Jalur
Afirmasi : 19 - 20 dan 22 Juni 2020
5. Jalur
Zonasi : 25 - 27 Juni 2020
6. Jalur
Prestasi Akademik Dalam dan Luar DKI : 1 - 3 Juli 2020
7. Jalur
Zona Bina RW : 4 Juli 2020
*untuk lebih jelasnya, kalian dapat mengakses
informasi sepurat PPDB online DKI Jakarta tahun 2020 melalui google atau
sosial media lainnya seperti twitter, instagram, dan facebook.
Berdasarkan keterangan di atas dapat dilihat bahwa
terdapat banyak jalur masuk sekolah yang dapat diikuti oleh peserta didik baru.
Namun, di tahun 2020 ini kebijakan mengenai batas usia maksimum peserta didik
baru yang tiba - tiba diterapkan menimbulkan polemik dari berbagai pihak. Tidak
hanya aksi penolakan dari orang tua dan peserta didik itu sendiri tapi hampir
seluruh masyarakat Indonesia menyuarakan sikap penolakan diberbagai sosial
media yang mereka miliki. Bagaimana tidak? seharusnya ketika kebijakan tersebut
akan dilaksanakan wacana dan sosialisasi terkait sudah sampai ditelinga
masyarakat Jakarta dan Indonesia. Paling tidak orang tua peserta didik dapat
menyiapkan biaya sekolah anaknya di swasta, kalau seandainya putra putri mereka
tidak diterima di sekolah negeri.
Dalam beberapa kesempatan wawancara yang dilakukan
berbagai media massa terkait tanggapan Wakil Gubernur DKI Jakarta yaitu Ahmad
Riza Patria terhadap kontroversi dan polemik PPDB onlin DKI Jakarta 2020,
beliau memberikan tanggapan bahwa jalur masuk zonasi adalah berdasarkan jarak
rumah peserta didik dengan sekolah BUKAN berdasarkan umur. Tapi nyatanya
umurlah yang menjadi tolak ukur penerimaan CPDB pada PPDB online DKI Jakarta
tahun 2020. Akibanya banyak peserta didik yang kecewa, stres, depresi, bahkan
sampai melakukan percobaan bunuh diri.
Menurut Ketua KPAI Arist Sirat saat diwawancarai
media, terdapat beberapa laporan terkait lemahnya kesehatan mental yang dialami
calon peserta didik akibat tidak diterima di sekolah negeri pilihannya. Kebanyakan
dari CPDB mengalami stress dan depresi berat. Beberapa dari mereka memilih
mengunci diri dikamar, menangis, bahkan menolak makan, dan tidak bergairah
untuk melanjutkan sekolah di sekolah swasta. Meskipun ada juga CPDB yang tidak
terlalu menunjukkan emosinya rasa akibat kecewa dan rasa tidak adil yang mereka
alami, tetapi tidak ada manusia yang mudah melupakan rasa kecewa karena jauh
terkubur di dalam hatinya perasaan itu disembunyikan dan suatu saat bisa meluap
dan berakibat lebih buruk. Bukan hanya rasa kcewa terhadap hasil yang diterima,
tetapi berkembangnya pemikiran - pemikiran mengenai masa depan mereka menambah
beban pikiran bagi CPDB. Calon peserta didik baru yang berasal dari keluarga
kaya mungkin tidak akan terlalu memikirkan biaya sekolah di SMA swasta tapi
bagi mereka yang berasal dari keluarga menengah dan kebawah masih harus
memikirkan jalan hidup mereka mau dibawa ke mana setelah ini. Antara putus
sekolah atau masuk ke SMA swasta standar atau tidak citra baik di masyarakat.
Sangat disayangkan kalau kecerdasan akademik maupun non akademik yang dimiliki
baik itu bawaan lahir atau karena kerja keras mereka dalam belajar harus disia
sia kan begitu saja tanpa ada wadah yang menampung dan menyalurkannya dengan
baik. Saat mereka masuk ke SMA swasta dengan reputasi dan citra baik di
masyarakat tentunya tidak akan jadi masalah karena sistem pendidikan sekolah
tersebut pasti berkualitas. Tapi saat mereka harus bersekolah di sekolah dengan
reputasi kurang baik dimata umum akan membuat mereka bisa saja kehilangan minat
belajar. Tidak hanya itu kesempatan masuk perguruan tinggi negeri lewat jalur
undangan juga akan sangat - sangat terbatas. Apalagi kalau mereka harus
berhenti sekolah karena kurangnya biaya, bukan hanya kemampuan akedemik mereka
yang terbuang sia sia tapi rasa kekecewaan yang mereka miliki bisa memengaruhi
gaya hidup dan pola pikir negatif. Seperti maraknya tindak kriminal dan
kekerasan, mengapa demikian? Karena ada kebutuhan yang harus dipenuhi oleh
mereka untuk tetap bertahan hidup.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kebijakan dalam ranah
khususnya pendidikan yang tiba tiba dan tidak dipikirkan dengan matang akan
berdampak bagi generasi muda mendatang. Niat baik pemerintah untuk memberi
kesempatan bagi mereka yang putus sekolah memang dinilai sangat baik. Tapi
seleksi usia masuk SMA adalah suatu kebodohan. Hal ini karena saat masuk SD
mereka sudah di seleksi berdasarkan umur dan harusnya pertimbahan mengenai umur
kedepannya untuk jenjang selanjutnya tidak menjadi poin utama dalam seleksi masuk
sekolah. Saran saya bagi kemendikbud dan dinas pendidikan DKI Jakarta yaitu
bagi anak - anak putus sekolah yang tetap ingin mendapatkan ijazah bisa
mengikuti ujian paket atau kejar paket. Di mana sebelum ujian tersebut di mulai
kemendikbud telah menyediakan beberapa kali tutor gratis atau bahkan berbayar
asal dengan tarif yang wajar kepada peserta didik tersebut. Tutor tersebut bisa
dilaksanakan seminggu atau beberapa minggu sebelum ujian dilaksanakan dengan
begitu peserta didik tersebut masih bisa merasakan kegiatan belajar mengajar
yang telah lama tidak mereka rasakan.
Nah berikut ini adalah sedikit tips untuk memperbaiki
mood:
1.
Melakukan olahraga seperti berlari
2.
Meluapkan emosi dengan berteriak sekeras
kerasnya sambil menggunakan kantong plastik atau kertas
3.
Mengatur nafas dan mencoba menenangkan
pikiran dengan berhitung mundur dari angka 1 sampai dengan 5
4.
Makan makanan yang bergizi yaitu 4 sehat 5
sempurna
5.
Jauhkan diri dari gadget selama beberapa
hari saja ya, karena interaksi sosial walaupun dengan gadget juga dibutuhkan
loh!
6.
Menyediakan waktu untuk diri sendiri,
seperti melakukan berbagai hal yang disukai
7.
Pergi berjalan jalan juga bisa dijadikan
salah satu momen untuk melepas penat berkepanjangan
8.
Sharing dengan orang tua, keluarga, dan
teman dekat kalian jika diperlukan
9.
Kalau sudah tidak kuat kalian bisa minta
bantuan ahlinya, yaitu datang ke psikolog
10. Jaga kesehatan dan
selalu berpikiran positif yang teman teman-Sabrina Fitrianti
No comments:
Post a Comment
Kamu punya kritik dan saran? Silahkan melalui kolom komentar di bawah ini