Di
dunia saat ini sedang marak-maraknya wabah COVID-19. Dengan masuknya virus ini
di Indonesia saat ini berdampak bagi seluruh masyarakat diberbagai bidang
seperti sosial, ekonomi, pariwisata, dan juga pendidikan. Dikeluarkannya Surat
Edaran (SE) oleh pemerintah pada tanggal 18 Maret 2020 segala kegiatan didalam
dan diluar ruangan di semua sektor sementara waktu ditunda demi mengurangi
penyebaran virus ini terutama pada bidang pendidikan. Menteri Pendidikan dan
Kebudayan Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim, menerbitkan Surat Edaran Nomor
3 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Penyebaran COVID, yang didalamnya dijelaskan bahwa proses belajar dilaksanakan
di rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh yang dilaksanakan untuk
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi pelajar.
Dengan
pembelajaran daring, para pelajar dapat memiliki keleluasaan waktu belajar
kapanpun dan dimanapun. Pelajar juga dapat berinteraksi dengan guru menggunakan
beberapa aplikasi seperti rumah belajar, google
classroom, video converence, telepon atau whatsapp group, dan yang lainnya. Pembelajaran seperti ini
merupakan inovasi pendidikan untuk menjawab tantangan akan ketersediaan sumber
belajar yang variatif. Teknologi sangat berperan penting dengan melihat
disrupsi akibat pandemi, termasuk disrupsi dunia pendidikan.
Pembelajaran
dari rumah ini benar-benar dirasakan berat bagi pelajar maupun tenaga pengejar,
bahkan orang tua. Semua lini masyarakat dipaksa untuk bertransformasi dan
beradaptasi pada konisi pandemi ini. Masyarakat diharapkan mampu beradaptasi
secara ekonoi untuk berpindah ke strategi pembelajaran online. Meskipun, dalam
kenyataannya, banyak sekali tantangan yang dihadapi.
Pembelajaran
online menyisakan berbagai problematika. Terlebih kesehatan baik fisik maupun
psikis para pelajar. Mereka akan rentan mengalami kelelahan secara fisik maupun
psikis. Berada di dalam rumah terus-menerus memilii dampak psikologis yang
berbeda-beda bagi pelajar, tak jarang juga rasa bosan bisa mengakibatkan
demotivasi untuk belajar. Kelelahan ini akan menyerang pelajar secara umum di
masa pandemi COVID-19. Di saat mereka mulai kelelahan dengan tugas yang
diberikan, konsentrasi belajar mereka juga akan terganggu. Di sisi psikis
mereka akan jadi mudah stres dan juga uring-uringan
dan berdampak pada penyerapan materi pembelajaran mereka. Sebagaian besar
pelajar merasa masih mendapatkan penugasan yang berat. Mereka merasa kesulitan
karena tugasnya begitu menumpuk dan harus dikerjakan dalam waktu yang singkat. Keluhan
lainnya datang karena naiknya tensi akibat terlalu lama menghadap laptop maupun
smartphone untuk mengerjakan tugas.
Seharusnya
pembelajaran online ini dibuat semenarik mungkin dan juga membuat pelajar
semakin lebih bersemangat. Namun, sudah hampir tiga bulan diadakan pembelajaran
jarak jauh, keadaan emosional pelajar seakan dibawa naik turun. Ini juga
merupakan tantangan bagi pelajar untuk mengatur kesehatan fisik dan psikisnya
di saat pandemi COVID-19 seperti ini. Memang sulit, tapi setidaknya berusaha
untuk menjadi lebih bersabar. Dengan kondisi wabah virus COVID-19 tengah
menyerang, kompetensi akademik bukanlah menjadi prioritas lagi. Justru yang
menajdi prioritas adalah kompetensi untuk bertahan hidup dan saling
mengingatkan agar selalu menjaga kesehatan diri. Ciptakan suasana aman dan
tentram agar kalian, para pelajar, bisa melakukan aktivitas pembelajaran yang
produktif. Jika merasa diri kalian terlalu sering mengahadap gadget, coba lakukan kegiatan lain yang
bisa menenangkan mata dan juga badan, stretching
misalnya. Lakukan hal-hal yang menyenangkan setelahnya juga. Kesehatan jiwa
sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Jangan ragu-ragu berkonsultasi dengan
yang lebih profesional apabila membutuhkan
-Pratiwi
Wijayanti
No comments:
Post a Comment
Kamu punya kritik dan saran? Silahkan melalui kolom komentar di bawah ini