Sampah plastik, ya kata yang belakangan ini menjadi
perhatian banyak pihak. Sudah menjadi fakta kalau lebih dari 1 juta ton sampah
plastik mengotori ekosistem setiap tahunnya. Tulisan ini dibuat mungkin bukan
sebagai solusi atas permasalahan ini tetapi saya lebih suka memposisikannya
sebagai “renungan” bagi diri kita. Mungkin akan ada banyak pertanyaan yang
muncul setelah ini mungkin juga pertanyaan itu muncul untuk diri kita sendiri
nantinya. Saya percaya kebanyakan dari kalian yang membaca tulisan ini pernah
setidaknya sekali melihat baik gambar, video, artikel, dan lain sebagainya
tentang betapa sampah plastik telah merusak bumi kita. Sekarang coba jawablah
dengan jujur cukup dalam hati anda masing masing, apa yang anda rasakan setelah
melihat hal tersebut? Apakah menjadi khawatir akan lingkungan? Atau tidak
berpengaruh sama sekali pada diri anda?
Kalau anda merasa khawatir, cemas, peduli, sadar maka
sebagain pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator sampai kepada anda.
Namun bukan ini yang menjadi pertanyaan yang sebenarnya, pertanyaan sebenarnya
adalah apa yang anda rasakan 1 jam kedepan, 1 hari, minggu, bulan, tahun?
Apakah masih dengan rasa kecemasan yang sama? Peduli yang sama? Atau perasaan
apapun yang anda rasakan sesaat setelah anda melihat hal itu? Mungkin kurang
dari 50% dari kita yang masih merasakannya. Lalu pertanyaan baru muncul, apa
yang kita lakukan?. Mungkin kita melihat ini sebagai ironi tapi mungkin inilah kenyataannya,
banyak dari kita menonton tentang pencemaran sampah plastik habis itu kita
pergi kewarung membeli makanan atau apapun itu dan dibungkus dengan kantong
plastik.
Saya berfikir apakah selama ini kita serius menanggapi
hal ini? Banyak dari kita menyuarakan pengurangan sampah plastik tapi juga
tidak mengakui bahwa kita masih butuh plastik. Tidak perlu rasanya saya sebut
tapi kita sadar bukan banyak makanan, minuman, peralatan, yang dijual dengan
bungkus dari plastik. Lalu kita beli, kita buang, dan mungkin tidak semua
pembuangan itu dikelola kembali. Kita juga bisa melihat disuarakan belakangan
ini membawa kantong belanja dari kertas atau lebih baik membawa sendiri dari
rumah baik terbuat dari kain atau sebagainya. Iya baik memang langkah itu untuk
mengurangi sampah plastik tapi apa cukup? Kita pakai kantong dari kain namun
isi belanjaan kita makanan yang di bungkus plastik, snack yang bungkusnya plastik, dan plastik plastik lainnya yang ada
dalam produk yang kita beli. Sebagai contoh belakangan ini kita dihebohkan
dengan penemuan sampah plastik sebuah bungkus mie instan yang sudah berusia
kurang lebih 19 tahun tapi masih terlihat bagus banyak dari kita khawatir tapi
banyak juga yang tidak sadar bahwa kita juga mengkonsumsi itu, dan mungkin
sehabis kita masak bungkusnya kita buang dan mungkin juga berakhir di tempat
yang sama dimana sampah bungkus mie instan yang sedang heboh diperbincangkan itu
ditemukan.
Memang sampah plastik itu bisa mencemari lingkungan
namun tidak menutup fakta bahwa saat ini kita masih butuh plastik. Dan hal ini
membuat upaya upaya pengurangan sampah plastik menjadi bisa dikatakan sulit.
Tidak saya sama sekali tidak merendahkan kawan kawan yang sudah berusaha
mengurangi, mengelola, mendaur ulang sampah plastik ya saya pribadi sangat
menghargai kalian setidaknya sudah melakukan lebih dari yang sudah saya
lakukan. Maksud tulisan ini juga bukan menilai bahwa semua usaha kita, semua
kampanye kita tentang masalah ini sia sia. Tulisan ini sekali lagi saya harap menjadi
renungan bagi diri kita untuk akhirnya berfikir apakah selama ini kita serius
peduli dengan lingkungan? Apakah kita sendiri yang akan membuat semua sia sia?
Ya memang tidak akan semudah itu tapi selain
mengurangi plastik kita juga harus temukan penggantinya secepatnya, semua pihak
baik perusahaan, pemerintah, konsumen harus sama sama bergerak untuk menangani
masalah ini. Kita mungkin bisa melakukan sendiri tapi akan sangat sangat sulit
jika memang semua tidak bekerjasama. Ya lagi lagi bekerjasama, bosan mungkin
mendengarnya namun itulah kenyataan. Sebagai
penutup saya ingin kalian pikirkan kalimat ini
“Save Our Planet”
Sekarang anda yang tentukan apakah itu akan sekadar
menjadi kata kata biasa di hati anda? atau mungkin hanya menjadi kebanggan
biasa bila tulisan itu menempel pada kaos kita seolah kita sudah melakukan
banyak untuk bumi ini? atau kalimat itu memang menjadi sesuatu yang membekas di
hati anda sesuatu yang anda jadikan sebagai salah satu pengingat saat anda akan
bertindak?
-Raihan Pratama-
No comments:
Post a Comment
Kamu punya kritik dan saran? Silahkan melalui kolom komentar di bawah ini