Jakarta merupakan kota
terpenting bagi Indonesia. Hal ini dikarenakan Jakarta merupakan pusat
pemerintahan dan juga pusat kegiatan masyarakat Indonesia. Seluruh kegiatan
bersentral di Jakarta, jadi terdapat berbagai macam kegiatan industri di
dalamnya. Kondisi ini menjadikan jakarta memiliki daya tarik yang kuat bagi
banyak orang, terutama masyarakat yang tinggal di pedesaan. Banyaknya penduduk
yang tinggal di Jakarta membuat Jakarta penuh dan sesak serta dibanjiri oleh
kendaraan bermotor yang dari waktu ke waktu terus bertambah. Hal itu
menyebabkan kondisi udara di wilayah Jakarta menjadi tidak sehat. Bukan hanya
kendaraan bermotor saja, manusia sering kali menciptakan teknologi untuk
memenuhi kehidupannya yang tidak lain mereka ambil dari lingkungan. Kian hari
kebutuhan-kebutuhan harus dipenuhi dan membentuk jiwa konsumtif di diri mereka
dan juga cenderung merusak lingkungannya. Kota ini, Jakarta, sempat menempati
puncak daftar kota dengan kualitas udara terburuk di Asia Tenggara pada tahun
2018 dan Hanoi berada di urutan keduanya. Seperti yang kita tau pencemaran atau
yang lebih akrab disebut polusi udara ini sangat tidak bagus bagi kesehatan
semua makhluk hidup. Penyumbang polusi udara di Jakarta tidak hanya kendaraan
bermotor, melainkan dari pabrik dan juga limbah rumah tangga.
Zaman sekarang banyak sekali
kalangan anak muda yang tidak peduli dengan kondisi sekitarnya Khususnya di Ibu
Kota Jakarta ini, mereka mengendarai kendaraan bermotor padahal umur mereka
belum tentu sudah pantas. Bisa kita lihat rata-rata anak-anak di Jakarta
menggunakan kendaraan sepeda motor ataupun mobil untuk sekolah, mereka tidak
sadar akan lingkungannya yang mulai rusak. Mereka hanya memikirkan gengsi.
Karena mereka beranggapan jika mereka mengendarai kendaraan, mereka sudah
dianggap keren atau semacamnya oleh teman-temannya. Ditambah lagi dengan
peningkatan jumlah kendaraan pribadi yang beroperasi di Jakarta. Ini adalah
penyebab utama buruknya kualitas udara Jakarta. Kontribusi polusi yang
ditimbulkan dari kendaraan bermotor mencapai 60 persen. Sektor transportasi
mempunyai ketergantungan terhadap sumber energi yang berdampak terhadap
kehidupan dan lingkungan. Penggunaan bahan bakar minyak dalam kendaraan
bermotor akan selalu mengeluarkan zat antara lain, karbon dioksida (CO2),
karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NO), dan zat berbahaya lainnya. Udara
yang tercemar oleh zat-zat ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Gangguan
tersebut terjadi pada fungsi dari organ tubuh seperti paru-paru dan pembuluh
darah. Manusia akan mengalami sesak napas dan lebih parahnya kematian, jika
tidak segera mendapat udara segar. Manusia bisa memulai meminimalisir
penggunanaan mobil pribadi, merawat mobil dan motornya agar tidak boros bahan
bakar dan asapnya tidak terlalu mengotori udara, serta penanaman pohon agar
dapat mengurangi polusi udara.
Penyumbang kedua polusi
terbesar di Jakarta adalah Asap dari pabrik yang berasal tidak jauh dari
wilayah Jakarta. Terdapat delapan PLTU batu bara yang sudah beroperasi di
sekitar Jakarta. Emisi dari PLTU yang telah beroperasi akan meningkatkan risiko
kesehatan pada seluruh penduduk Jabodetabek dan menyebabkan kematian dini dan
juga kelahiran bayi dengan berat lahir yang rendah pertahunnya. PLTU di
Indonesia masih diperbolehkan untuk mengeluarkan emisi 20 kali leih tinggi
dibanding PLTU di Cina. Pemerintah mengusulkan untuk membangun empat tambahan
PLTU yang akan membuat langit Jakarta tampak lebih gelap. Kalau ini benar,
situasi ini akan menjadi semakin parah di masa depan. Sementara di Cina sana,
mereka telah menutup PLTU di Beijing
untuk mengurangi tingkat polusi udaara yang berbahaya. Indonesia malah
melakukan hal sebaliknya terhadap ibukotanya. Jakarta akan menjadi ibukota
negara yang dikelilingi PLTU baru terbanyak dibandingkan ibu kota lainnya.
Emisi dari PLTU yang akan dibangun akan meningkatkan paparan dari polutan
nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan yang lainnya. Ditambah lagi emisi dari
jutaan mobil di jalanan Ibu Kota Jakarta secara bersamaan. Bisa dibayangkan
tidak bagaimana kualitas udara Jakarta saat ini? Sungguh menyedihkan.
Penyumbang ketiga adalah
limbah rumah tangga. Hal ini tidak boleh diabaikan. Banyak orang yang tidak
mengetahui kalau aktivitas sehari-hari seperti memasak dan bersih-bersih juga
sebenarnya berkontribusi pada tingginya tingkat polusi udara. Bahkan aktivitas
sederhana seperti mendidihkan air dengan kompor bisa berkontribusi terhadap
tingginya tingkat polusi udara. Menurut peneliti, tingkat kualitas udara dalam
rumah bisa setara dengan kta besar yang tercemar. Tapi tenang, hal ini bisa
diatasi dengan memperbanyak tanaman di dalam rumah. Fungsi tanaman sendiri agar
ia dapat menyerap karbon diosida dan melepaskan oksigennya. Selanjutnya, untuk
ibu-ibu atau bapak-bapak yang sering melakukan pembakaran sampah untuk menjadi
menjadi jalan pintas agar rumah cepat bersih, ini adalah tindakan yang tidak
kalah berbahaya. Melihat tumpukan sampah yang ada di rumah memang sangatlah
menganggu pemandangan dan juga mencemari lingkungan, tapi apakah pilihan untuk
membakar sampah merupakan pilihan yang tepat? Oh tentu tidak. Membakar sampah
baik di lingkungan rumah sendiri atau di tempat pembuangan sampah yang ada di
sekitar tempat tinggal sudah dilarang. Ini terdapat dalam Peraturan Daerah (PERDA)
nomor 2 tahun 2005. Sampah yang dibakar melepaskan karbon dioksida yang justru
akan memperparah pemanasan global. Ini juga akan menimbulkan masalah baru bagi
kesehatan. Lagi-lagi soal kesehatan. Apabila kita menghirup terlalu banyak
karbon dioksida, oksigen ke seluruh tubuh akan terganggu. Asap hitam yang
ditimbulkan dari pembakaran sampah akan menghasilkan zat yang jauh lebih
berbahaya dari asap rokok. Pembakaran ini juga sangat berbahaya bagi wanita
hamil karena akan menyebabkan bayi dalam kandungan terkena racun yang berbahaya
baginya. Terakhir adalah asap rokok yang sering kita temui di manapun. Mau di
luar ruangan maupun di dalam ruangan, banyak sekali orang yang tak bertanggung
jawab membuang asapnya di sembarang tempat. Pasti tau dong bahayanya asap rokok
bagaimana? Saat seseorang merokok, sebagaian besar asapnya tidak masuk ke
paru-paru perokok. Namun, sebagian besar asapnya dilepaskan ke udara dan
terhirup oleh perokok pasif. Ini berdampak buruk juga. Makin seseorang sering
terpapar asap rokok, makin tinggi risiko gangguan kesehatan yang dialaminya.
Pemerintah sudah melakukan
sejumlah upaya untuk mengembalikan cerahnya udara Jakarta dan bebas dari asap
polusi. Pemerintah melakukan uji emisi kendaraan bermotor, mereka memantau
kualitas udara Ibu Kota melalui stasiun pemantau kualitas udara (SPKU).
Pemerintah juga menerapkan pembatasan kebijakan kendaraan melalui memberlakukan
ganjil-genap di beberapa wilayah di Jakarta. Pemerintah juga akan terus
melakukan yang terbaik untuk memperbaiki kualitas udara di Ibu Kota ini agar
penyumbang polusi udara tidak lagi berlaku.
-Pratiwi Wijayanti-
No comments:
Post a Comment
Kamu punya kritik dan saran? Silahkan melalui kolom komentar di bawah ini