BUNG
Karno pernah mengatakan, “Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan
pembangunan karakter (character building) karena character building inilah yang
akan membuat Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju dan jaya serta
bermartabat. Kalau character building ini tidak dilakukan, maka bangsa
Indonesia akan menjadi bangsa kuli”, demikian Soemarno Soedarsono (2009) dalam
bukunya “Karakter Mengantar Bangsa dari Gelap Menuju Terang”.
Pendidikan
adalah hal yang dianggap sangat penting di dunia, karena dunia butuh akan
orang-orang yang berpendidikan agar dapat membangun Negara yang maju. Tapi
selain itu karakter pun sangat diutamakan karena orang-orang pada zaman ini
tidak hanya melihat pada betapa tinggi pendidikan ataupun gelar yang telah ia
raih, melainkan juga dilihat dari karakter pribadi dari setiap orang tersebut.
Saat ini pendidikan di Indonesia sendiri sudah mengalami perkembangan yang
pesat, dengan fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh Negara. Seiring dengan
peningkatan kuliatas pendidikan di Indonesia, mengapa tidak menyebabkan
berkurangnya perilaku kejahatan dan pelanggaran-pelanggaran norma? Sangat ironis
memang jika tadi di katakan pendidikan telah mengalami perkembangan yang pesat
tapi ternyata belum mampu mencetak pribadi-pribadi anak bangsa yang punya
pribadi dan karakter yang mencerminkan orang-orang yang terdidik dan
berpendidikan. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan karakter itu sendiri
merupakan sebuah proses pembentukan karakter yang memberikan dampak positif
terhadap perkembangan emosional, spiritualitas, dan kepribadian seseorang. Oleh
sebab itu, pendidikan karakter itu merupakan bagian penting dalam membangun
jati diri sebuah bangsa. Dalam
menumbuhkan pendidikan karakter, perlu adanya kesadaran dari berbagai pihak
untuk memulai dan menjadi pembiasaan. Pembiasaan yang terarah dan
berkesinambungan dapat ditanamkan dari usia dini. Pembangunan karakter dan
pendidikan karakter menjadi suatu keharusan karena pendidikan tidak hanya
menjadikan peserta didik menjadi cerdas, juga mempunyai budi pekerti dan sopan
santun sehingga keberadaannya sebagai anggota masyarakat menjadi bermakna baik
bagi dirinya maupun orang lain.
-Dhea Liesdi Agista-
No comments:
Post a Comment
Kamu punya kritik dan saran? Silahkan melalui kolom komentar di bawah ini