Indonesia
adalah sebuah negara hukum yang berbentuk kesatuan dengan pemerintahan Republik
yang dalam pemilihan kepala negaranya dan pembantu presiden sebagai penyalur
aspirasi masyarakat dipilih dengan Pemilihan Umum (PEMILU). Pemilu dilaksanakan
setiap 5 tahun untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden yang disebut dengan
pemilihan umum Presiden (PILPRES) dan untuk memilih anggota DPR, anggota DPD,
dan anggota DPRD yang disebut dengan pemilihan umum Legislatif (PILEG).
Sebagai
warga negara Indonesia pernahkah kalian menerima politik uang menjelang Pemilu?
Ataukah tidak menyadari bahwa sebenarnya telah menerima politik uang tersebut?
Pernahkah kalian merasa ada yang datang kerumah kalian H-1 sebelum pemilu atau
pada waktu subuh? Itulah politik uang yang telah menjadi budaya pemilu di
Indonesia.
Politik
uang adalah suatu bentuk penyuapan kepada calon pemilih karena kurangnya
kepercayaan diri dalam pelaksanaan pemilu atau dapat dilakukan untuk menarik
simpati masyarakat yang biasanya erat dalam pemilu kedaerahan. Politik uang
bukan hanya dengan pemberian atau penyuapan uang saja, namun banyak cara bisa
dengan perbaikan jalan di daerah tersebut, pemberian sembako, atau janji –
janji perbaikan lainnya ketika ia terpilih yang belum tentu ia ingat saat
terpilih nanti.
Budaya
politik uang ini akan sulit dihentikan jika masyarakatnya masih dengan senang
hati menerima politik uang tersebut. Dalam menyikapi budaya politik uang ini
sudah harus ditanamkan kesadaran akan kejujuran dalam pemilihan umum. Jangan
membiarkan suara kita dibeli oleh para pelaksana politik uang tersebut. Masyarakat
harus memahami pentingnya suara yang diberikan dengan menggunakan suara untuk
calon pemimpin yang sesuai dengan pilihan hati nurani untuk Indonesia yang
lebih bersih. Bayangkan saja jika sebelum menjadi pejabat negara saja sudah
menjalankan politik uang (menyuap) apalagi saat benar-benar terpilih bukankah
akan lebih besar dugaan akan melakukan korupsi.
Masyarakat
harus cerdas dalam bertindak dan menyikapi politik uang ini, gunakan suara kita
dengan bijak untuk pemimpin yang kompeten berdasarkan keyakinan dan penilaian
objektif. Biasakan diri untuk menolak segala bentuk politik uang ini. Mari buat
benteng menentang politik uang untuk Indonesia yang bersih korupsi dimulai dari
diri sendiri.
-Lysa Nur Awalianti-
No comments:
Post a Comment
Kamu punya kritik dan saran? Silahkan melalui kolom komentar di bawah ini