Selang beberapa hari lagi, akan segera
diselenggarakan pesta demokrasi bagi rakyat indonesia. Kepemimpinan baru akan
segera dimulai. Masa-masa penantian bagi rakyat apakah setelah ini akan ada
pemimpin yang lebih dapat menjadi bahu mereka, menopang segala kebutuhan
rakyat, dan siap menjaga persatuan bangsa ini.
Mahasiswa, sebagai cerminan terbaik bagi bangsa
ini sudah seharusnya dapat ikut menyukseskan pesta demokrasi. Berpikir kritis
sudah menjadi sebuah keharusan bagi mereka, si kaum dengan label intelektual
katanya. Sebagai mahasiswa sudah seharusnya dapat menyikapi masa politik ini
dengan baik dan menjadi pelopor bagi masyarakat dalam berdemokrasi. Bukan malah
bersikap acuh tak acuh akan ini. Sebagian dari mereka ada yang menggolongkan
diri sebagai generasi putih, dengan alasan apapun jelas ini bukan hal yang
baik. Tidak sesuai dengan kedua kandidat, memilih netral, tidak merasa bahwa
pemimpin bangsa akan banyak mempengaruhi kehidupan mereka kerap menjadi alasan
para generasi putih ini. Apatisan, begitu kami menyebutnya.
Tanah air kita ini tidak dilahirkan dari hal-hal
remeh lalu hidup begitu saja. tapi dilahirkan dari banyaknya tumpahan darah
para patriot, dibesarkan oleh para pemuda tangguh bangsa, bukan kaum apatisan
yang tidak peduli dengan sekitar. Malu rasanya kalau harus berdiri dan
menginjakan kaki pada bumi penuh darah tapi tidak berkontribusi apa-apa, bangsa
ini tak butuh pemuda dengan sejuta ambisi kesuksesannnya, bangsa ini tak butuh
pemuda dengan segala omongan pintarnya, namun bangsa ini butuh orang-orang yang
rela berjuang bagi bangsa dan tanah air mereka, yang tak peduli dengan peluh
dan terus loyalitas terhadap bangsanya ini. 17 April nanti merupakan salah satu
kesempatan bagi kita untuk berjuang demi bangsa, suara kita ini akan
mempengaruhi bagaimana bangsa ini ke depannya. Terkesan sepele memang, hanya
satu suara, banyak yang menganggap satu suara mereka tidak akan mempengaruhi
apapun. Namun, bukan itu hal utamanya, ini merupakan ajang bagi kita untuk berpartisipasi
untuk bangsa ini.
"Jika tidak mampu untuk menjadi batang yang
harus menopang banyaknya ranting, daun dan buah. Maka jangan ragu untuk menjadi
akar, yang tak terlihat namun diam-diam berjuang menjaga batang agar tetap
tumbuh dan berdiri dengan kokoh."
-Nada Tri Sandy-
No comments:
Post a Comment
Kamu punya kritik dan saran? Silahkan melalui kolom komentar di bawah ini