Rektor; pimpinan tertinggi di universitas. Perannya vital, keputusannya krusial, dan ketidakberadaannya adalah hal yang fatal.
Bagaikan sebuah tubuh, rektor sama halnya dengan kepala. Menempati posisi tertinggi dan absolut. Coba kau penggal kepalanya, apakah tubuh itu akan tetap menjalankan fungsinya dengan normal? Didalam institusi pendidikan setinggi universitas, keberadaan rektor adalah hal yang mutlak. Yang dia rencanakan, dia lakukan, dan dia putuskan akan menjadi sumber atas segala pelaksanaan tata kelola universitas.
Dalam sibuknya lalu lintas akademik maupun non-akademik, kekosongan kursi rektor adalah sebuah cacat. Disini, di Universitas Negeri Jakarta, keberadaan rektor kami masih menjadi pertanyaan besar. Hanya memiliki seorang Plt Rektor yang bahkan masa tugasnya akan segera berakhir. Lalu kemudian kami akan kehilangan arah kembali selama tidak ada kepastian akan kehadiran seorang rektor. Sedangkan disisi lain, banyak persoalan yang harus diselesaikan hanya dalam kuasa seorang rektor. Hal ini yang membawa kampus kami menjadi Darurat Rektor.
Kami menanti sang rektor. Yang mampu membenahi sistem pendidikan kami yang sempat keliru. Yang mampu mengemban amanahnya dengan penuh tanggung jawab. Yang mampu membawa kampus pergerakan ini menjadi tempat lahirnya jiwa-jiwa baru yang berintelektual dan bermoral.
Jadi, masihkah perlu bertanya butuhkah UNJ akan seorang rektor?
- Vivi Nursyamsyiyah -
No comments:
Post a Comment
Kamu punya kritik dan saran? Silahkan melalui kolom komentar di bawah ini