Ada yang salah dengan duniaku ini, bila harga bahan bakar naik tak butuh waktu lama sampai rakyat bersuara menuntut keadilan. Harga bahan makanan naik, khawatirlah rakyat kalau esok tak bisa menelan sesuap nasi. Namun saat terjadi pembunuhan, kekerasan, pembantaian sebagian dari kita cuma bisa mengelus dada seolah berkata "kasihan" habis itu lupa lah kita. Sampai terkadang kita jenuh hingga berkata 'lagi lagi ada yang meninggal' tanpa ada rasa iba yang tulus. Hampir setiap berita ada kasus pembunuhan. Sejenak ku berfikir begitu mudah nya orang mengambil hidup orang lain, begitu "murah" rasanya hidup orang lain sehingga bisa seenaknya saja kita akhiri.
Dibesarkan belasan tahun, tumbuh dewasa, bekerja demi uang untuk hidup esok hari, lalu semua hilang begitu saja hilang seakan semua itu tak ada artinya. Segitu murah nya kah hidup sekarang ini... Apa yang salah dari kita? Otak yang sudah tak mampu berfikir atau hati yang sudah tak mampu merasa? Kita ini ingin di pandang sebagai manusia namun kita lupa memanusiakan orang lain. Iri kadang melihat hewan menangisi hewan lain yang meninggal, hewan.... Makhluk yang bahkan tak berakal. Apa mungkin kita sudah menjadi manusia yang di sebutkan Gus Mus dalam puisinya? 'Hanya budak budak perut dan kelamin'. Aku harap tidak demikian. Apa belum cukup semua yang sudah terjadi? Apa masih kurang pelajaran untuk kita renungkan? Saya rasa sudah.
Saya rasa kita masih punya akal dan saya yakin bahwa kita masih bisa merubah semuanya. Biarlah tak ada lagi orang tua yang cemas akan bom yang dapat menimpa anaknya, tak ada lagi anak yang menangis kehilangan keluarganya, tak ada lagi anak yang kelaparan, kekurangan tempat tinggal. Biarlah kita merasakan damai sekali lagi biarlah kita tau betapa nikmatnya bisa makan dengan tenang bersama keluarga, tidur dengan nyenyak, dan saling menyayangi satu sama lain. Memanusiakan sesama manusia.- M Raihan Pratama -
No comments:
Post a Comment
Kamu punya kritik dan saran? Silahkan melalui kolom komentar di bawah ini