Agustus 2017 merupakan bulan yang ditunggu tunggu oleh masyarakat Asia Tenggara. Negara Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Vietnam, Brunei, Indonesia, Filipina, serta Timor Leste telah mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk menyambut bulan ini. Kira-kira ada apa ya di bulan itu? Ya betul, SEA Games atau jika diartikan kedalam Bahasa Indonesia yaitu Pesta Olahraga Asia Tenggara 2017 ini diadakan pada bulan Agustus 2017. Sebelas Negara di ASEAN berlomba lomba untuk mengirimkan atlet terbaiknya dalam memperebutkan medali emas. Kali ini Malaysia yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan SEA Games 2017 yang dimana ajang olahraga ini diadakan setiap dua tahun sekali. Maka, tidak dihiraukan lagi apabila setiap Negara di ASEAN mengeluarkan modal yang cukup besar dalam mengikuti kegiatan ini, demi terciptanya nama baik Negara itu sendiri.
Sejak SEA Games 1977 hingga saat ini sejarah telah mencatat bahwa Indonesia telah mendapatkan gelar juara umum sebanyak 10 kali dan telah menjadi tuan rumah pada tahun 1979, 1987, 1997, dan 2011. Ini merupakan pencapaian prestasi yang cukup baik dalam mencerminkan Indonesia dalam bidang olahraga. Namun apakah pada SEA Games 2017 ini Indonesia telah mencapai targetnya kembali? Atau malah menurun drastis dan membuat buruk sejarah SEA Games untuk Indonesia?
Indonesia mencatat hasil terburuk di SEA Games 2017 Kuala Lumpur. Medali emas yang telah ditargetkan yaitu 55 medali emas tidak tercapai dalam pelaksanaannya. Dengan mengirimkan 554 atlet, Indonesia memperoleh hasil di peringkat lima dengan 38 medali emas, 63 medali perak, dan 90 medali perunggu. Malaysia sudah memastikan posisi sebagai juara umum SEA Games 2017 ini, diikuti Thailand pada peringkat kedua, Vietnam dan Singapura. Namun, bila akhirnya bisa memenuhi target 55 medali pun secara ranking Indonesia tetap tidak bisa melakukan perbaikan peringkat. Karena posisi di klasemen perolehan medali terakhir saat ini, Singapura, menghasilkan emas paling sedikit 57 medali. Ini merupakan sentilan yang ditujukan kepada pemerintah untuk memperbaiki kualitas atlet Indonesia dalam berbagai perlombaan olahraga yang didakan. Jika kita lihat dua tahun kebelakang, pada SEA Games Singapura, Indonesia mengirimkan 547 atlet, dan membawa pulang 47 medali emas, yang berarti bahwa pada SEA Games 2017 dengan mengirimkan atlet yang lebih banyak, seharusnya bisa mendapatkan medali emas yang lebih banyak. Memang dapat dikatakan bahwa prestasi olahraga Indonesia sudah merosot sejak 1999. Namun, itu bukanlah menjadi penurun semangat dalam mencetak kembali prestasi olahraga Indonesia.
Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahwari menyebutkan bahwa penyebab merosotnya prestasi atlet yakni minimnya anggaran yang tersedia. Beliau menyebutkan bahwa untuk mengirimkan atlet merah putih ke Kuala Lumpur dibutuhkan dana sekitar Rp 41 miliar. Sebanyak Rp 30,5 miliar di antaranya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) alias dana publik. Khawatir dana itu tidak dikelola dengan benar, maka beliau memerintahkan jajarannya untuk membuat laporan yang detail dan menyeluruh. Maka dengan demikian , kakunya sistem penggunaan dana dari APBN membuat lambat cairnya beragam dana. Bahkan, selama ini sistem yang diterapkan kepada atlet yang berlaga di SEA Games menggunakan sistem Reimburse. Kurang siapnya atlet Indonesia juga menjadi alasan mengapa Indonesia hanya membawa sedikit medali emas. Lawan dari Negara lain telah mempersiapkan segala hal sedetail mungkin dalam SEA Games kali ini.
Sangat disayangkan apabila anggaran yang telah dikeluarkan pemerintah kali ini, walaupun terbatas tetapi seharusnya dapat mencapai harapan yang ditargetkan. Semoga untuk ajang perlombaan olahraga selanjutnya Indonesia dapat bangkit kembali. Dan pada tahun 2018 nanti akan diadakan Asian Games 2018 yang dimana Indonesia menjadi tuan rumahnya. Menopra Imam Nahwari berjanji tidak akan membiarkan situasi di SEA Games terulang kembali di ajang ASIAN Games.
No comments:
Post a Comment
Kamu punya kritik dan saran? Silahkan melalui kolom komentar di bawah ini