Ketika Mahasiswa Menulis

Mahasiswa adalah sebuah predikat yang sangat berat pertanggungjawabannya. Karena tuntutan dari Orang tua, teman dan bahkan Rakyat kepada Mahasiswa sangat lah tinggi. Secara teori, Mahasiswa memegang 4 Peran yang cukup penting yaitu Agent Of Change,Social Control, Iron Stock, dan Moral Force. Namun bisa dibilang hanya segelintir saja mahasiswa yang menjalankan peran-peran tersebut. Karena memang dunia perkuliahan tidak seindah cerita dongeng, tidak semudah apa yang mereka ceritakan. Tak banyak mahasiswa yang bahkan mengeluh dan merasa bahwa status mahasiswa tak mampu mereka jalankan.

Namun banyak juga mahasiswa yang mampu berprestasi, menciptakan karya, membanggakan keluarga nya padahal tugas utama nya adalah Kuliah. Itu pun membuktikan bahwa menjadi seorang mahasiswa pun tidak sesulit yang mereka ceritakan, tidak semenyeramkan yg mereka jelaskan dan tidak seburuk yang mereka pikirkan. Karena ketika menjadi seorang mahasiswa, ada sebuah kebanggan yang harus ditunjukkan kepada dunia.

Menulis adalah suatu pekerjaan yang sulit bagi sebagian orang, namun bagi sebagian lainnya, merasa bahwa menulis adalah pekerjaan yang menyenangkan. Karena menulis membutuhkan waktu, membutuhkan pikiran dan tentunya tenaga. Tetapi jika yang ditulis tersebut adalah sesuatu yang baik, yang bisa bermanfaat bagi orang lain biasanya ditulis dengan rasa bahagia dan bangga. So, menulis adalah pekerjaan yang diibaratkan seperti 2 mata pisau, bisa menyulitkan sehingga menjadi beban dan bisa juga menyenangkan sehingga menjadi pekerjaan yang membanggakan.

Kenapa Mahasiswa harus menulis?Pertanyaan ini sangat tepat dijawab oleh penulis-penulis hebat yang tersebar di segala penjuru Unj. Namun menurut saya, karena ketika Mahasiswa menulis, itu akan sangat bermanfaat bagi mereka dimasa mendatang seperti saat mereka menyusun skripsi atau membuat karya ilmiah. Tidak akan sia-sia kemampuan menulis seorang Mahasiswa, karena dengan menulis mahasiswa bisa menjalankan 4 peran yang saya sebut tadi melalui opini mereka yang biasanya sangat kritis dengan intonasi yang menggelora ataupun tulisan-tulisan lain yang sesuai selera Mahasiswa itu sendiri, karena sejatinya hanya MAHASISWA lah Penyambung lidah MASYARAKAT.

M. Fakhrul Muttaqien
Cahaya Edukasi